Senin, 13 Oktober 2014

MAKALAH TENTANG PACARAN LENGKAP

BAB I
PENDAHULUAN
.Masa remaja  merupakan segmen perkembangan individu yang sangat penting, yang di awali dengan matangnya  organ – organ fisik (seksual) sehingga mampu berproduksi. Remaja ini dipandang sebagai masa “strom dan stress: frustasi dan penderita, konflik dan krisis penyesuaian, mimpi dan melamun tentang cinta, dan perasaan teralineasi(tersisihkan) kehidupan sosial budaya orang dewasa.
Dan juga merupakan suatu periode yang mengalami perubahan dalam hubungan sosial, yang di tandai dengan berkembangnya minat terhadap lawan jenis, atau pengalaman pertama dalam bercinta. Kegagalan dalam hubungan sosial atau bercinta, mungkin akan menjadi penghambat bagi perkembangan berikutnya, baik dalam persahabatan, pernikahan atau keluarga.

 BAB II
PEMBAHASAN
Masa pacaran adalah salah satu masa yang lazim dijalani individu yang mulai memasuki usia remaja. Perkembangan fisik dan psikologis pada remaja memungkinkan terjadinya ketertarikan  terhadap lawan jenis dan keinginan membentuk hubungan yang lebih dan hubungan pertemanan atau persahabatan, yang biasa disebut sebagai pacaran (dating).
Pacaran merupakan aktivitas yang berkaitan erat dengan budaya . oleh karena itu menurut  Yuni Nurhamida, penelitian ini ingin mengetahui fungsi pacaran, alasan pemelihan pacar, dating script, penyebab konflik dengan pacaran, dan penyebab putusnya  hubungan pacaran pada remaja di Indonesia sebagai bagian dari budaya kolektif dengan menggunakan cara pendekatan deskriptif kuantitatif.
Hasil penelitian menunjukkan fungsi pacaran bagi subjek penelitian adalah mendapat teman untuk menceritakan masalah pribadi, mencari pasangan untuk menikah, sebagai hiburan, sebagai tempat untuk berbagi, memahami karakter pacaran sebelum menikah, meningkatkan motivasi belajar, dan membuktikan cukup menarik.
Alasan pemilihan pacar adalah sifat – sifat yang dimiliki pacar, persamaan sifat, kepandaian, daya tarik fisik, kekayaan, banyak teman yang tertarik pada pacar, dan latar belakang keluarga.
Penyebab konflik dengan pacar adalah masalah hubungan pertemanan dengan lawan jenis, masalah waktu untuk bertemu, batasan kontak fisik yang boleh dilakukan, aktivitas yang dilakukan saat bersama.
Pacar egois, jarak yang jauh sehingga kurang komunikasi, dan orang tu a tidak setuju. Dating script untuk perempuan adalah berdandan, sedangkan untuk laki – laki adalah menjemput pacar dan menyatakan cinta.

Hal – hal yang dilakukan secara bergantian adalah
  • Mengemukakan rencana aktivitas besama
  • Menanyakan kepastian janji
  • Membayar makanan berdua
  • Menanyakan pertemuan lanjutan .
Hal – hal yang dilakukan bersama adalah
  • Mengenalkan pacar pada orang tua
  • Menyatakan cinta
  • Memutuskan hubungan
  • Mamutuskan kapan akan menikakah.
Penyebab putusnya hubungan adalah
  • Selingkuh
  • Tidak ada kecocokan
  • Bosan
  • Jarak jauh
  • Kecemburuan
  • Posesivitas
  • Orang tua tidak setuju.
Dalam kaitanya pacaran pada remaja, menurut dalam psikologi ada beberapa teori kepribadian :
1)      Topografi kepribadian
Teori topografi ini merupakan teori psikoanalisis yang menjelaskan tentang kepribadian manusia  yang terdiri dari sub – sub system. Dalam teori ini menurut freud kepribadian itu berhubungan dengan alam kesadaran. Alam kesadaran terbagi dalam tiga tingkatan, yaitu alam sadar, alam prasadar dan alam bawah sadar
Alam sadar adalah bagian kesadaran yang memiliki fungsi mengingat, menyadari dan merasakan sesuatu secara sadar.
Alam prasadar adalah bagian kesadaran yang menyimpang ide, ingatan dan perasaan yang berfungsi mengantarkan ide, ingatan dan perasaan tersebut kealam sadar jika kita berusah mengingatkannya kembali.
Alam bawah sadar adalah bagian dari dunia kesadaran yang terbesar dan sebagian bagian terpenting dari struktur psikis, karena segenap pikiran dan perasaan yang dialami sepanjang hidupnya yang tidak dapat disadari lagi akan terisimpandidalamnya.
2)      Struktur kepribadian
Bahwa kepribadian manusia tersusun secara structural. Dalam dunia kesadaran individu terdapat pula subsitem struktur kepribadian yang berinteraksi secara dinamis. Subsistem adalah ide, ego dan super ego.
3)      Perkembangan kepribadian
Secara genetis perkembangan kepribadian bekembang melalui beberapa tahap, yaitu:
  • Fase oral, terjadi sejak lahir hingga akhir tahun pertama. Fase ini anak berkembang berdasarkan pengalaman kenikmatan erotik pada daerah mulut.
  • Fase anal, fase ini terjadi mulai usia dua sampai akhir tahun ketiga. Fase ini anak perlu diberi kebebasan untuk mengekspresikan segenap perasaanya: banci, senang, takut, dan tetap memperoleh penerimaan dari konselor akibat dari kesalahanya, sebagai pribadi yang otonom.
  • Fase falik, fase ini anak mulai belajar menerima perasaan – perasaan seksualnya sebagai hal yang alamiah dan belajar memandang tubuhnya sendiri secara sehat. Mereka mulai mengembangkan hati nurani dan mengenal standar moral, baik dan buruk. Mereka mulai kritis terhadap perlakuan orang tua yang dipandangnya tidak tepat.
  • Fase laten, pada fase ini terjadi perhentian perkembangan. Sepanjang masa ini anak menjalankan tugas – tugas belajar. Sekalipun instink seksual direpresi sepanjang masa ini daya ingat terhadap seksualitas  sepanjang masa – masa sebelumnya masih ada dan akan mempengaruhi perkembangan kepribadianya.
  • Fase genital terjadi pada masa pubertas yang ditandai oleh perilaku yang narsistik. Mereka mulai tertarik lawan jenis, bersosialisasi dan beraktivitas kelompok, perkawina dan membangun keluarga, menjalin hubungan kerja.
4)      Dinamika kepribadian
Pada prinsipnya manusia memiliki instink untuk mempertahankan dirinya. Instink ini menjadi sumber energi psikis dalam mengarahkan tindakanya memunihi keinginan dan kebutuhanya. Namun demikian, tidak setiap kebutuhan dan keinginan secara langsung dapat terpenuhi, dan sering kali terjadi hambatan. Penghambatan pemenuhan keinginan dan kebutuha itu diantaranya adalah”kode moral ” yang tugas utamanya adalah mengendalikan dorongan – doron gan tersebut.
Dengan adanya teori kepribadian, maka remaja bisa mengetahui kepribadian setiap manusia dalam pergaulan remaja (pacaran pada remaja). Dan juga teori kepribadian memiliki sumber psikis yang didalamnya mengarahkan tindakannya memenuhi keinginan dan kebutuhannya, tetapi tidak selalu keinginan dan kebutuhan secara langsung dapat terpenuhi.
Menurut Elfi Yuliani Rochmah ( 2005: 186), ada beberapa ciri khas remaja awal ( 12/13 – 17 tahun) dan ciri khas remaja akhir (17 – 20 tahun) yaitu:
v  Ciri khas remaja awal (12/13 -17 tahun)
  1. Status tidak menentu
    1. Emosional
      1. Tidak stabil keadaanya
      2. Mempunyai banyak masalah
      3. Masa yang kritis.
v  Ciri khas remaja akhir (17 – 20 tahun)
  1. Kestabilan bertambah
  2. Lebih matang dalam cara menghadapi masalah
  3. Campur tangan dari orang dewasa berkurang
  4. Ketenangan emosianal bertambah
  5. Realistis bertambah
  6. Lebih banyak perhatian terhadap lambang – lambang kematangan.
Dari uraian di atas, ciri khas remaja awal dan akhir, terkait dengan pacaran pada remaja memberikan atau mengetahui ciri – ciri remaja yang sedang mengalami mengalami pacaran pada ukuran usia – usia remaja. Dengan adanya ciri khas remaja awal dan akhir, remaja bias lebih mengontrol diri dalam bersikap menghadapi masalah pacaran.
Menurut Sarlito W. Sarwono (2003: 34), tingkat – tingkat perkembangan dalam masa remaja dapat dibagi – bagi berbagai cara. Salah satu pembagian yang dilakukan oleh Stolz adalah:
  1. Masa prapuber yaitu satu atau dua tahun sebelum masa remaja yang sesungguhnya.  Anak menjadi gemuk, pertumbuhan tinggi badan dan terhambatuntuk sementara
  2. Masa puber, atau masa remaja yaitu perubahan – perubahan sangat nyata dan cepat. Anak wanita lwbih cepat memsuki masa ini dari pada pria. Masa ini lamanya berkisar antara 2 ½ sampai 3 ½
  3. Masa post – puber yaitu pertumbuha yang cepat sudah berlalu, tetapi masih Nampak perubahan – perubahan tetap berlangsung pada beberapa bagian badan.
  4. Masa akhir  puber yaitu melanjutkan perkembangan sampai tercapai tanda – tanda kedewasaan.
Dari uraian di atas, tingkat – tingkat perkembangan dalam masa remaja dapat diambil salah satu dalam pacaran pda remaja, yaitu masa puber da masa post-puber dimana remaja mengalami perubahan – perubahan dan mengenal lawan jenis (pacaran).
Menurut Zakiah Daradjat (1984: 44), macam – macam  persoalan yang pada umumnya menyusahkan remaja yang lebih besar.
v  Masalah perkenalan pada remaja putra:
  • 41%  saya tidak mempunyai teman wanita
  • 34%  saya malu untuk membuat janji dengan gadis
  • 23%  apakah wajar, jika saya pergi ketempat santai tanpa gadis
  • 17%  kebiasaan terpuji mana yang harus diikuti oleh orang yang keluar bersama gadis
v  Masalah perkenalan pada remaja putrid:
  • 30% saya tidak punya teman pria
  • 23% saya tidak mudah berkenalan dengan pemuda
  • 36% saya tidak tahu bagaimana menolak permintaan untuk membuat janji
  • 29% apakah dibenarkan saya membuat janji dengan pemuda yang belum pernah saya kenal melalui orang lain.







BAB III
BAGAIMANA SIH CARA PACARAN YANG SEHAT ITU?
PACARAN sih boleh aja, tapi harus mengerti batasannya, apa yang boleh dan enggak boleh dilakukan. Singkatnya, pacaran “sehat” harus jadi pilihan kita kalau enggak mau kena akibatnya. Nah, bagaimana gaya pacaran kita bisa disebut sehat?…
1. Sehat fisik
Sehat secara fisik berarti enggak ada kekerasan dalam berpacaran. Biarpun cowok secara fisik lebih kuat, bukan berarti bisa seenaknya menindas kaum cewek. Pokoknya, dilarang saling memukul, menampar, apalagi menendang. (he-he-he…)
2. Sehat emosional
Hubungan kita dengan orang lain akan terjalin dengan baik apabila ada rasa nyaman, saling pengertian dan keterbukaan. Kita enggak cuma dituntut untuk mengenali emosi diri sendiri, tetapi juga emosi orang lain. Dan yang penting lagi adalah bagaimana kita mengungkapkan dan mengendalikan emosi dengan baik. Kita memang enggak boleh juga melakukan kekerasan nonfisik, marah-marah, apalagi mengumpat-umpat orang lain, termasuk pacar kita.
3. Sehat sosial
Pacaran tidak mengikat. Artinya, hubungan sosial dengan yang lain harus tetap dijaga. Kalau pagi, siang, dan malam selalu bareng sama pacar, bisa bahaya lho! Kita enggak bakalan punya teman. Dan bukan enggak mungkin, kita akan merasa asing di lingkungan sendiri. Enggak mau, kan?
4. Sehat seksual
Secara biologis, kita yang masih remaja ini mengalami perkembangan dan kematangan seks. Tanpa disadari, pacaran juga memengaruhi kehidupan seksual seseorang. Kedekatan secara fisik bisa memicu keinginan untuk melakukan kontak fisik. Kalau diteruskan, bisa enggak terkontrol alias kebablasan. Jadi, dalam berpacaran kita harus saling menjaga. Artinya enggak melakukan hal-hal yang berisiko.
Banyak diskusi dan seminar yang membahas masalah pacaran dan seks. Penelitian tentang remaja dan perilaku seksnya pun sudah banyak. Hal ini dikarenakan dalam kenyataannya, banyak remaja yang sudah melakukan aktivitas-aktivitas yang berisiko dan pada akhirnya adalah intercourse.
Nah… kalau sudah sampai ke aktivitas yang ini, bisa gawat! Karena itu, dalam pacaran, mengendalikan diri tuh penting banget.
Apa saja yang memengaruhi perilaku seksual remaja?
1. Faktor Internal
Pengaruh yang berasal dari dalam diri kita.
Bagaimana kita mengekspresikan perasaan, keinginan, dan pendapat tentang berbagai macam masalah.
Menentukan pilihan ataupun mengambil keputusan bukan hal yang gampang. Dalam memutuskan sesuatu, kita harus punya dasar, pertimbangan, dan prinsip yang matang.
2. Faktor Eksternal
Perilaku seks di antara kita juga dipengaruhi oleh faktor- faktor dari luar. Contohnya:
Kemampuan orangtua mendidik kita akan memengaruhi pemahaman kita mengenai suatu hal, terutama masalah seks.
Agama mengajarkan mana yang baik dan mana yang buruk. Pemahaman terhadap apa yang diajarkan agama akan memengaruhi perilaku kita.
Remaja cenderung banyak menghabiskan waktu bersama teman sebayanya sehingga tingkah laku dan nilai-nilai yang kita pegang banyak dipengaruhi oleh lingkungan pergaulan kita.
Teknologi informasi yang makin berkembang memudahkan kita mengakses informasi setiap saat. Tetapi, kemajuan teknologi informasi enggak selalu membawa pengaruh yang positif. It’s depend on you.
Aman dan Awet
Agar pacaran kita aman dan awet, kita harus punya prinsip. Artinya, segala sesuatu yang kita lakukan ada dasar dan tujuan yang jelas. Dalam pacaran, bukan enggak mungkin kita menemukan perbedaan prinsip, beda batasan tentang apa yang boleh dan enggak boleh dilakukan. Wajar kok, asalkan bisa saling menghargai. Tiap orang punya hak untuk bicara terbuka, termasuk mengungkapkan prinsip masing-masing.
Mengungkapkan prinsip yang kita pegang akan berpengaruh pada penerimaan orang lain. Maksud dan keinginan kita akan sulit diterima dan dimengerti orang lain kalau kita enggak tahu bagaimana mengomunikasikannya dengan baik. Intinya, kita harus mengerti juga model-model komunikasi yang ada sehingga kita bisa menilai apakah selama ini sudah berkomunikasi dengan baik atau belum.

Tiga model komunikasi:
1. Pasif
Kita sulit/enggak bisa mengekspresikan keinginan, perasaan, dan pikiran kita. Hal ini akan berefek buruk karena apa yang kita harapkan enggak sesuai dengan kenyataan. Misalnya, kita enggak berani nolak pas pacar ngajakin kissing, padahal sebenarnya kita enggak mau.
2. Agresif
Dalam mengemukakan keinginan, pikiran, dan perasaan, kita cenderung mendominasi, enggak ramah dan mengabaikan kepentingan orang lain. Model komunikasi seperti ini bisa memicu keretakan hubungan kita dengan orang lain.
3. Asertif
Gaya komunikasi yang paling oke. Kita bisa bersikap tegas dalam mengekspresikan keinginan, perasaan, dan pendapat, tetapi tetap menghargai orang lain. Kondisi orang lain juga menjadi pertimbangan sebelum kita mengungkapkan keinginan. Misalnya, menolak dengan sopan dan memberikan alasan yang masuk akal ketika pacar minta yang aneh-aneh.


 BAB IV
KESIMPULAN
Masa pacaran pada remaja merupakan salah satu masa yang lazim dijalani individu yang mulai memasuki usia remaja. Dengan adanya permasalahan yang dihadapi pacaran pada remaja, maka remaja tersebut harus lebih mengontrol dan bersikap lebih matang (dewasa) alam menghadapi masalah pada pacaran. Dan juga harus menyelesaikan masalahnya dengan bijaksana.
Dari masa pacaran pada remaja tersebut, dapat dilihat teori kepribadian, ciri khas remaja awal dan akhir,  tingkat – tingkat perkembangan dalam masa remaja, dan macam – macam  persoalan yang menyusahkan remaja, sehingga remaja bisa mengatasi persoalan – persoalan yang ada pada dirinya

Itu saja ilmu yang dapat kami sampaikan kepada kalian semoga bermanfaat ya, salam senyum☺