BAB I
PENDAHULUAN
.Masa remaja merupakan segmen perkembangan individu yang
sangat penting, yang di awali dengan matangnya organ – organ fisik
(seksual) sehingga mampu berproduksi. Remaja ini dipandang sebagai masa “strom dan stress: frustasi
dan penderita, konflik dan krisis penyesuaian, mimpi dan melamun tentang cinta,
dan perasaan teralineasi(tersisihkan) kehidupan sosial budaya orang dewasa.
Dan juga merupakan suatu periode yang
mengalami perubahan dalam hubungan sosial, yang di tandai dengan berkembangnya
minat terhadap lawan jenis, atau pengalaman pertama dalam bercinta. Kegagalan
dalam hubungan sosial atau bercinta, mungkin akan menjadi penghambat bagi
perkembangan berikutnya, baik dalam persahabatan, pernikahan atau keluarga.
BAB II
PEMBAHASAN
Masa pacaran adalah salah satu masa yang lazim
dijalani individu yang mulai memasuki usia remaja. Perkembangan fisik dan
psikologis pada remaja memungkinkan terjadinya ketertarikan terhadap
lawan jenis dan keinginan membentuk hubungan yang lebih dan hubungan pertemanan
atau persahabatan, yang biasa disebut sebagai pacaran (dating).
Pacaran merupakan aktivitas yang berkaitan
erat dengan budaya . oleh karena itu menurut Yuni Nurhamida, penelitian
ini ingin mengetahui fungsi pacaran, alasan pemelihan pacar, dating script,
penyebab konflik dengan pacaran, dan penyebab putusnya hubungan pacaran
pada remaja di Indonesia sebagai bagian dari budaya kolektif dengan menggunakan
cara pendekatan deskriptif kuantitatif.
Hasil penelitian menunjukkan fungsi pacaran
bagi subjek penelitian adalah mendapat teman untuk menceritakan masalah
pribadi, mencari pasangan untuk menikah, sebagai hiburan, sebagai tempat untuk
berbagi, memahami karakter pacaran sebelum menikah, meningkatkan motivasi
belajar, dan membuktikan cukup menarik.
Alasan pemilihan pacar adalah sifat – sifat
yang dimiliki pacar, persamaan sifat, kepandaian, daya tarik fisik, kekayaan,
banyak teman yang tertarik pada pacar, dan latar belakang keluarga.
Penyebab konflik dengan pacar adalah masalah
hubungan pertemanan dengan lawan jenis, masalah waktu untuk bertemu, batasan
kontak fisik yang boleh dilakukan, aktivitas yang dilakukan saat bersama.
Pacar egois, jarak yang jauh sehingga kurang
komunikasi, dan orang tu a tidak setuju. Dating script untuk perempuan adalah
berdandan, sedangkan untuk laki – laki adalah menjemput pacar dan menyatakan
cinta.
Hal – hal yang dilakukan secara bergantian
adalah
- Mengemukakan rencana aktivitas
besama
- Menanyakan kepastian janji
- Membayar makanan berdua
- Menanyakan pertemuan lanjutan .
Hal – hal yang dilakukan bersama adalah
- Mengenalkan pacar pada orang
tua
- Menyatakan cinta
- Memutuskan hubungan
- Mamutuskan kapan akan
menikakah.
Penyebab putusnya hubungan adalah
- Selingkuh
- Tidak ada kecocokan
- Bosan
- Jarak jauh
- Kecemburuan
- Posesivitas
- Orang tua tidak setuju.
Dalam kaitanya pacaran pada remaja, menurut
dalam psikologi ada beberapa teori kepribadian :
1) Topografi
kepribadian
Teori topografi ini merupakan teori
psikoanalisis yang menjelaskan tentang kepribadian manusia yang terdiri
dari sub – sub system. Dalam teori ini menurut freud kepribadian itu
berhubungan dengan alam kesadaran. Alam kesadaran terbagi dalam tiga tingkatan,
yaitu alam sadar, alam prasadar dan alam bawah sadar
Alam sadar adalah bagian kesadaran yang
memiliki fungsi mengingat, menyadari dan merasakan sesuatu secara sadar.
Alam prasadar adalah bagian kesadaran yang
menyimpang ide, ingatan dan perasaan yang berfungsi mengantarkan ide, ingatan
dan perasaan tersebut kealam sadar jika kita berusah mengingatkannya kembali.
Alam bawah sadar adalah bagian dari dunia
kesadaran yang terbesar dan sebagian bagian terpenting dari struktur psikis,
karena segenap pikiran dan perasaan yang dialami sepanjang hidupnya yang tidak
dapat disadari lagi akan terisimpandidalamnya.
2) Struktur
kepribadian
Bahwa kepribadian manusia tersusun secara
structural. Dalam dunia kesadaran individu terdapat pula subsitem struktur
kepribadian yang berinteraksi secara dinamis. Subsistem adalah ide, ego dan
super ego.
3) Perkembangan
kepribadian
Secara genetis perkembangan kepribadian
bekembang melalui beberapa tahap, yaitu:
- Fase oral, terjadi sejak lahir
hingga akhir tahun pertama. Fase ini anak berkembang berdasarkan
pengalaman kenikmatan erotik pada daerah mulut.
- Fase anal, fase ini terjadi
mulai usia dua sampai akhir tahun ketiga. Fase ini anak perlu diberi
kebebasan untuk mengekspresikan segenap perasaanya: banci, senang, takut,
dan tetap memperoleh penerimaan dari konselor akibat dari kesalahanya,
sebagai pribadi yang otonom.
- Fase falik, fase ini anak mulai
belajar menerima perasaan – perasaan seksualnya sebagai hal yang alamiah
dan belajar memandang tubuhnya sendiri secara sehat. Mereka mulai
mengembangkan hati nurani dan mengenal standar moral, baik dan buruk.
Mereka mulai kritis terhadap perlakuan orang tua yang dipandangnya tidak
tepat.
- Fase laten, pada fase ini
terjadi perhentian perkembangan. Sepanjang masa ini anak menjalankan tugas
– tugas belajar. Sekalipun instink seksual direpresi sepanjang masa ini
daya ingat terhadap seksualitas sepanjang masa – masa sebelumnya
masih ada dan akan mempengaruhi perkembangan kepribadianya.
- Fase genital terjadi pada masa
pubertas yang ditandai oleh perilaku yang narsistik. Mereka mulai tertarik
lawan jenis, bersosialisasi dan beraktivitas kelompok, perkawina dan
membangun keluarga, menjalin hubungan kerja.
4) Dinamika
kepribadian
Pada prinsipnya manusia memiliki instink untuk
mempertahankan dirinya. Instink ini menjadi sumber energi psikis dalam
mengarahkan tindakanya memunihi keinginan dan kebutuhanya. Namun demikian, tidak
setiap kebutuhan dan keinginan secara langsung dapat terpenuhi, dan sering kali
terjadi hambatan. Penghambatan pemenuhan keinginan dan kebutuha itu diantaranya
adalah”kode moral ” yang tugas utamanya adalah mengendalikan dorongan – doron
gan tersebut.
Dengan adanya teori kepribadian, maka remaja
bisa mengetahui kepribadian setiap manusia dalam pergaulan remaja (pacaran pada
remaja). Dan juga teori kepribadian memiliki sumber psikis yang didalamnya
mengarahkan tindakannya memenuhi keinginan dan kebutuhannya, tetapi tidak
selalu keinginan dan kebutuhan secara langsung dapat terpenuhi.
Menurut Elfi Yuliani Rochmah ( 2005: 186), ada
beberapa ciri khas remaja awal ( 12/13 – 17 tahun) dan ciri khas remaja akhir
(17 – 20 tahun) yaitu:
v Ciri khas remaja awal (12/13 -17
tahun)
- Status tidak menentu
- Emosional
- Tidak stabil keadaanya
- Mempunyai banyak masalah
- Masa yang kritis.
v Ciri khas remaja akhir (17 – 20 tahun)
- Kestabilan bertambah
- Lebih matang dalam cara
menghadapi masalah
- Campur tangan dari orang dewasa
berkurang
- Ketenangan emosianal bertambah
- Realistis bertambah
- Lebih banyak perhatian terhadap
lambang – lambang kematangan.
Dari uraian di atas, ciri khas remaja awal dan
akhir, terkait dengan pacaran pada remaja memberikan atau mengetahui ciri –
ciri remaja yang sedang mengalami mengalami pacaran pada ukuran usia – usia
remaja. Dengan adanya ciri khas remaja awal dan akhir, remaja bias lebih
mengontrol diri dalam bersikap menghadapi masalah pacaran.
Menurut Sarlito W. Sarwono (2003: 34), tingkat
– tingkat perkembangan dalam masa remaja dapat dibagi – bagi berbagai cara.
Salah satu pembagian yang dilakukan oleh Stolz adalah:
- Masa prapuber yaitu satu atau
dua tahun sebelum masa remaja yang sesungguhnya. Anak menjadi gemuk,
pertumbuhan tinggi badan dan terhambatuntuk sementara
- Masa puber, atau masa remaja
yaitu perubahan – perubahan sangat nyata dan cepat. Anak wanita lwbih
cepat memsuki masa ini dari pada pria. Masa ini lamanya berkisar antara 2
½ sampai 3 ½
- Masa post – puber yaitu
pertumbuha yang cepat sudah berlalu, tetapi masih Nampak perubahan –
perubahan tetap berlangsung pada beberapa bagian badan.
- Masa akhir puber yaitu
melanjutkan perkembangan sampai tercapai tanda – tanda kedewasaan.
Dari uraian di atas, tingkat – tingkat
perkembangan dalam masa remaja dapat diambil salah satu dalam pacaran pda
remaja, yaitu masa puber da masa post-puber dimana remaja mengalami perubahan –
perubahan dan mengenal lawan jenis (pacaran).
Menurut Zakiah Daradjat (1984: 44), macam –
macam persoalan yang pada umumnya menyusahkan remaja yang lebih besar.
v Masalah perkenalan pada remaja putra:
- 41% saya tidak mempunyai
teman wanita
- 34% saya malu untuk
membuat janji dengan gadis
- 23% apakah wajar, jika
saya pergi ketempat santai tanpa gadis
- 17% kebiasaan terpuji
mana yang harus diikuti oleh orang yang keluar bersama gadis
v Masalah perkenalan pada remaja putrid:
- 30% saya tidak punya teman pria
- 23% saya tidak mudah berkenalan
dengan pemuda
- 36% saya tidak tahu bagaimana
menolak permintaan untuk membuat janji
- 29% apakah dibenarkan saya
membuat janji dengan pemuda yang belum pernah saya kenal melalui orang
lain.
BAB III
BAGAIMANA SIH CARA PACARAN YANG SEHAT ITU?
PACARAN sih
boleh aja, tapi harus mengerti batasannya, apa yang boleh dan enggak boleh
dilakukan. Singkatnya, pacaran “sehat” harus jadi pilihan kita kalau enggak mau
kena akibatnya. Nah, bagaimana gaya pacaran kita bisa disebut sehat?…
1. Sehat
fisik
Sehat secara
fisik berarti enggak ada kekerasan dalam berpacaran. Biarpun cowok secara fisik
lebih kuat, bukan berarti bisa seenaknya menindas kaum cewek. Pokoknya,
dilarang saling memukul, menampar, apalagi menendang. (he-he-he…)
2. Sehat
emosional
Hubungan kita
dengan orang lain akan terjalin dengan baik apabila ada rasa nyaman, saling
pengertian dan keterbukaan. Kita enggak cuma dituntut untuk mengenali emosi
diri sendiri, tetapi juga emosi orang lain. Dan yang penting lagi adalah
bagaimana kita mengungkapkan dan mengendalikan emosi dengan baik. Kita memang
enggak boleh juga melakukan kekerasan nonfisik, marah-marah, apalagi
mengumpat-umpat orang lain, termasuk pacar kita.
3. Sehat
sosial
Pacaran tidak
mengikat. Artinya, hubungan sosial dengan yang lain harus tetap dijaga. Kalau
pagi, siang, dan malam selalu bareng sama pacar, bisa bahaya lho! Kita enggak
bakalan punya teman. Dan bukan enggak mungkin, kita akan merasa asing di
lingkungan sendiri. Enggak mau, kan?
4. Sehat
seksual
Secara
biologis, kita yang masih remaja ini mengalami perkembangan dan kematangan
seks. Tanpa disadari, pacaran juga memengaruhi kehidupan seksual seseorang.
Kedekatan secara fisik bisa memicu keinginan untuk melakukan kontak fisik.
Kalau diteruskan, bisa enggak terkontrol alias kebablasan. Jadi, dalam
berpacaran kita harus saling menjaga. Artinya enggak melakukan hal-hal yang berisiko.
Banyak
diskusi dan seminar yang membahas masalah pacaran dan seks. Penelitian tentang
remaja dan perilaku seksnya pun sudah banyak. Hal ini dikarenakan dalam
kenyataannya, banyak remaja yang sudah melakukan aktivitas-aktivitas yang
berisiko dan pada akhirnya adalah intercourse.
Nah… kalau
sudah sampai ke aktivitas yang ini, bisa gawat! Karena itu, dalam pacaran,
mengendalikan diri tuh penting banget.
Apa saja yang
memengaruhi perilaku seksual remaja?
1. Faktor
Internal
Pengaruh yang
berasal dari dalam diri kita.
Bagaimana
kita mengekspresikan perasaan, keinginan, dan pendapat tentang berbagai macam
masalah.
Menentukan
pilihan ataupun mengambil keputusan bukan hal yang gampang. Dalam memutuskan
sesuatu, kita harus punya dasar, pertimbangan, dan prinsip yang matang.
2. Faktor
Eksternal
Perilaku seks
di antara kita juga dipengaruhi oleh faktor- faktor dari luar. Contohnya:
Kemampuan
orangtua mendidik kita akan memengaruhi pemahaman kita mengenai suatu hal,
terutama masalah seks.
Agama
mengajarkan mana yang baik dan mana yang buruk. Pemahaman terhadap apa yang
diajarkan agama akan memengaruhi perilaku kita.
Remaja
cenderung banyak menghabiskan waktu bersama teman sebayanya sehingga tingkah
laku dan nilai-nilai yang kita pegang banyak dipengaruhi oleh lingkungan
pergaulan kita.
Teknologi
informasi yang makin berkembang memudahkan kita mengakses informasi setiap
saat. Tetapi, kemajuan teknologi informasi enggak selalu membawa pengaruh yang
positif. It’s depend on you.
Aman dan Awet
Agar pacaran
kita aman dan awet, kita harus punya prinsip. Artinya, segala sesuatu yang kita
lakukan ada dasar dan tujuan yang jelas. Dalam pacaran, bukan enggak mungkin
kita menemukan perbedaan prinsip, beda batasan tentang apa yang boleh dan
enggak boleh dilakukan. Wajar kok, asalkan bisa saling menghargai. Tiap orang
punya hak untuk bicara terbuka, termasuk mengungkapkan prinsip masing-masing.
Mengungkapkan
prinsip yang kita pegang akan berpengaruh pada penerimaan orang lain. Maksud
dan keinginan kita akan sulit diterima dan dimengerti orang lain kalau kita
enggak tahu bagaimana mengomunikasikannya dengan baik. Intinya, kita harus
mengerti juga model-model komunikasi yang ada sehingga kita bisa menilai apakah
selama ini sudah berkomunikasi dengan baik atau belum.
Tiga model komunikasi:
1. Pasif
Kita
sulit/enggak bisa mengekspresikan keinginan, perasaan, dan pikiran kita. Hal
ini akan berefek buruk karena apa yang kita harapkan enggak sesuai dengan
kenyataan. Misalnya, kita enggak berani nolak pas pacar ngajakin kissing, padahal
sebenarnya kita enggak mau.
2. Agresif
Dalam
mengemukakan keinginan, pikiran, dan perasaan, kita cenderung mendominasi,
enggak ramah dan mengabaikan kepentingan orang lain. Model komunikasi seperti
ini bisa memicu keretakan hubungan kita dengan orang lain.
3. Asertif
Gaya
komunikasi yang paling oke. Kita bisa bersikap tegas dalam mengekspresikan
keinginan, perasaan, dan pendapat, tetapi tetap menghargai orang lain. Kondisi
orang lain juga menjadi pertimbangan sebelum kita mengungkapkan keinginan.
Misalnya, menolak dengan sopan dan memberikan alasan yang masuk akal ketika
pacar minta yang aneh-aneh.
BAB IV
KESIMPULAN
Masa pacaran pada remaja merupakan salah satu
masa yang lazim dijalani individu yang mulai memasuki usia remaja. Dengan
adanya permasalahan yang dihadapi pacaran pada remaja, maka remaja tersebut
harus lebih mengontrol dan bersikap lebih matang (dewasa) alam menghadapi
masalah pada pacaran. Dan juga harus menyelesaikan masalahnya dengan bijaksana.
Dari masa pacaran pada remaja tersebut, dapat
dilihat teori kepribadian, ciri khas remaja awal dan akhir, tingkat –
tingkat perkembangan dalam masa remaja, dan macam – macam persoalan yang
menyusahkan remaja, sehingga remaja bisa mengatasi persoalan – persoalan yang
ada pada dirinya
Itu saja ilmu yang dapat kami sampaikan kepada
kalian semoga bermanfaat ya, salam senyum☺